Dengan Australia Awards Scholarship, Ibu Juga Bisa Bawa Keluarga Untuk Studi Pasca Sarjana ke Luar Negeri!

 "Bisa ga ibu-ibu yang udah mulai berumur dan punya anak ini lanjut kuliah ke luar negeri?"

"Gimana cara lanjut sekolah ke luar negeri sambil bawa keluarga?"

    Dear ibu yang punya mimpi besar untuk lanjut sekolah di luar negeri, tetapi tidak tega meninggalkan keluarganya apalagi jika anak masih kecil, mungkin ibu akan punya pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Walau pertanyaan tersebut juga bisa ditanyakan seorang bapak-bapak, tetapi dengan nilai sosial yang ada saat ini, tidak jarang seorang ibu mengubur mimpinya untuk sekolah lebih tinggi.

    Beberapa orang mungkin akan berkata, "Pasti bisa kalau banyak duit dan pakai biaya sendiri!". Tapi untuk kelas menengah ke bawah apa mungkin? Jawabannya bisa! Ada beberapa beasiswa yang memperbolehkan untuk membawa keluarga. Salah satunya beasiswa yang saya dapatkan, yaitu Australia Awards Scholarship (AAS) dari Pemerintah Australia. 

• • •

Sedikit Perkenalan Tentang AAS

    Australia Awards Scholarship (AAS) merupakan salah satu beasiswa tertua yang ada di Indonesia. Pada tahun 2024, program AAS sudah ada selama 75 tahun lamanya. Dahulu beasiswa ini bernama Australian Development Scholarship (ADS). Adapun laman resminya berada pada domain australiaawardsindonesia.org. Karena program AAS ada cukup banyak, disini akan fokus pada PhD & Master Awards

Poster AAS (Sumber: AAI)

    Dengan semangat untuk menjunjung inklusifitas, AAS —khususnya PhD & Master Awards— tidak membatasi umur untuk calon penerima dan memperbolehkan penerima beasiswa untuk membawa keluarga, bahkan memfasilitasi untuk visa dependant keluarga yang dibawa. Selain itu, AAS juga memberi kesempatan lebih untuk kelompok tertentu yang disebut Equity Target Group (ETG), dimana kelompok tersebut ditujukan untuk penyandang disabilitas, perempuan dari kelompok rentan (women from disadvantaged background), dan penduduk dari provinsi target pemerataan. Selengkapnya mengenai AAS PhD & Master Awards dapat dibaca disini

"Wah ada kesempatan nih, tapi nanti ga ada yang jaga anak disana kalau dibawa dong?"

    Meskipun uang saku dari AAS tidak dibedakan antara yang membawa keluarga atau tidak (single), terdapat fasilitas terkait anak yang hanya bisa didapatkan oleh penerima AAS yaitu subsidi childcare serta gratis biaya sekolah dasar dan menengah. Terlebih lagi penerima beasiswa dan pasangan diperbolehkan bekerja dengan batasan jam sesuai ketentuan visa. Sehingga seorang ibu yang membawa anak bersamanya untuk kuliah master ataupun doktoral bisa menitipkan anaknya di childcare dengan harga yang lebih murah. 

• • •

    Mari kita ulik lebih lanjut beberapa poin yang telah disebutkan sebagai berikut:

1. Subsidi Childcare

Besar subsidi yang diterima berdasarkan total jam kerja (kuliah dianggap jam kerja untuk pendaftaran childcare). Untuk tingkat paling tinggi mendapatkan subsidi diskon hingga 90% sehingga masih ada biaya yang harus dikeluarkan untuk childcare.

2. Sekolah Gratis untuk Tingkat Dasar dan Menengah

Salah satu privilege AAS adalah apabila anak sudah usia sekolah, biaya sekolah gratis untuk tingkat dasar dan menengah. Untuk tingkat tersier seperti diploma maupun sarjana tidak termasuk ya. Namun beberapa hal penunjang sekolah tetap harus diusahakan sendiri seperti biaya buku maupun seragam sekolah.

3. Bekerja Sesuai Aturan Visa Student 

Seperti yang telah disebutkan tadi, dengan meningkatkan biaya hidup dan uang saku yang belum ada kenaikan, uang saku yang diberikan cenderung tidak cukup untuk menutupi biaya hidup satu keluarga. Namun aturan visa student memperbolehkan mahasiswa pasca sarjana bekerja maksimal 24 jam / minggu dan pasangan dari mahasiswa pasca sarjana dapat bekerja tanpa batasan jam.

• • 

    Terlepas dari fasilitas yang telah diberikan, kenyataan yang harus dihadapi untuk penerima beasiswa yang membawa keluarga adalah perlu mempersiapkan biaya ekstra untuk menutupi hal-hal yang tidak ditanggung oleh AAS. Terkait hal ini akan dibahas pada posting selanjutnya ya!

    Akhir kata, YUK BISA! Mari berusaha semaksimal mungkin untuk menggapi mimpi kuliah ke luar negeri bersama keluarga.

Catatan: informasi terkait AAS yang ditulis pada artikel ini sesuai dengan kondisi saat artikel ditulis, namun tidak menutup kemungkinan perubahan kebijakan di masa mendatang.

Comments

  1. Dear Mom Aica, salam kenal & salam peluk dari jauh. Terimakasih banyak untuk bersedia meluangkan waktu menuliskan informasi ini yang semuanya persis menjawab pertanyaan yang saat ini berkecamuk dalam diriku. Sebagai seorang ibu dengan anak 2, saya rindu untuk melanjutkan study ke LN namun tidak mungkin dapat meninggalkan mereka termasuk tanpa duungan suami rasanya akan lebih sangat mustahil bisa berjauhan. Tulisan ini sangat menginspirasi saya, meski masih perlu mendapatkan informasi berapa banyak biaya yang harus dipersiapkan jika sekiranya harus membawa keluarga. Saya akan dengan sangat senang dan terharu jika Mom Aica bisa berbagi. Salah sehat.

    ReplyDelete

Post a Comment